Pengikut

Rabu, 14 Mei 2014

PENGERTIAN

 
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
 
 
FUNGSI TRANSMISI
Secara umum transmisi sebagai salah satu komponen sistem pemindah tenaga (power train) mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeler.

2. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan).
3. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan).
 
 

 
 
KOMPONEN TRANSMISI
 




TIPE

Transmisi otomatis

  adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.


CARA KERJA SISTEM TRANSMISI OTOMATIS PADA MOTOR MATIC

CVT (Continuous Variable Transmission)
CVT adalah sistem perpindahan kecepatan secara full otomatis sesuai dengan putaran mesin. sistem ini tidak memakai gigi transmisi, tetapi sebagai gantinya menggunakan 2 buah pulley (depan dan belakang) yang dihubungkan oleh sabuk (V-BELT) dengan sistem ini nantinya pengendara tidak perlu mengoperasikan perpindahan gigi sehingga lebih mudah. Hanya dengan memutar handle gas untuk  menambah kecepatan dan mengendurkan gas untuk mengurangi kecepatan.
Pulley depan berhubungan langsung dengan kruk as sedangkan pulley belakang berhubungan dengan final gear langsung ke roda belakang. Kedua pulley ini dapat melebar dan mengecil sehingga akan mendesak sabuk kearah luar. lebar kecilnya pulley depan tergantung dari putaran mesin berdasarkan gaya, sentrifugal, pulley belakang lebih kecilnya tergantung dari tarikan pulley depan.
Pada saat langsam posisi sabuk pulley depan kecil sedangkan pulley belakang besar, sehingga jika diibaratkan gigi maka perbandingannya ringan. Saat putaran menengah posisi sabuk pulley depan dan belakang sama besar, dan saat putaran tinggi sabuk pulley depan besar sedangkan sabuk pulley belakang kecil sehingga perbansingannya berat.
Keunggulan CVT ini selain pengoperasiannya mudah. perawatannya juga relatif murah. Yang perlu diperhatikan kondisi sabuk (V-BELT) harus selalu diperiksa setiap 20.000 km. Tergantung cara pemakaian dan kondisi medan jalan. Jika V-BELT sudah retak-retak atau memanjang maka sebaiknya diganti baru.




TRANSMISI MANUAL

Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan
kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.

 




PRINSIP KERJA TRANSMISI MANUAL
Transmisi bekerja berdasarkan prinsip Perubahan Momen.

Saat mobil menempuh jalan yang rata, momen mesin cukup untuk menggerakkan mobil.
Transmisi digunakan untuk merubah momen dengan cara memindah perbandingan roda gigi sehingga dihasilkan momen yang sesuai dengan beban mesin dan kondisi jalan , dan memindahkan momen tersebut keroda – roda. Bila kendaraan harus mundur, arah putaran dibalik oleh transmisi sebelum dipindah keroda-roda.
KOMBINASI RODA GIGI (Gear Combination).

Kombinasi dasar roda gigi transmisi.
Bila dua roda gigi dikombinasikan seperti pada gambar di bawah ini, maka arah putaran dari input shaft (A : Sisi mesin dengan poros input) akan berbalik arah pada poros output ( B : Sisi proppeler shaft ).

Gerak Maju.
Dua pasang roda gigi pad transmisi dikombinasikan seperti pada gambar di bawah, untuk memperoleh putaran output shaft searah dengan input shaft.Perbandingan roda gigi dalam suatu kombinasi ini dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gerak Mundur.
Mesin tidak dapat berputar pada arah kebalikannya karena terbatas keadaan, roda gigi idle (idler gear) dipasang diantara roda gigi A dan B untuk merubah arah putaran, dengan demikian mobil dapat berjalan mundur.

MACAM_MACAM TRANSMISI MANUAL
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Tipe Sliding mesh.
2. Tipe Constant mesh.
3. Tipe Sincromesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan cara menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini jarang digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :
1. Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk melakukan perpindahan gigi.
2. Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
3. Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

Transmisi Tipe Constant Mesh.
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros dengan poros out put transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros out put melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.

Transmisi Semi-Otomatis
Transmisi semi-otomatis merupakan tranmisi yang perpindahan gigi percepatannya tanpa menginjak/menekan kopling, sistem ini menggunakan sensor elektronik, prosesor dan aktuator untuk memindahkan gigi percepatan atas perintah pengemudi. Sistem ini dikembangkan untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas didaerah perkotaan. Transmisi semi otomatis juga digunakan pada mobil-mobil sport mewah seperti digunakan Porsche, Maserati, Ferrari yang kadang-kadang ditempatkan pada setir untuk mempermudah perpindahan gigi percepatan.

Pemakaian lain
Motor bebek yang beredar di Indonesia pada awal tahun 1970an sampai sekarang umumnya menggunakan transmisi semi-otomatis yang sederhana, motor bebek sangat populer pada waktu itu baru belakangan ini mulai diproduksi dan dipasarkan motor transmisi otomatis seperti digunakan pada Yamaha Mio, Honda Vario.



Gambar-gambar transmisi





PROPELLER SHAFT




Propeler shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differensial. Pada propeller Shaft dipasang universal join yang memungkinkan terjadinya perpindahan tenaga dari transmisi ke differensial dengan lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut transmisi. Selain itu juga terdapat sleeve yoke yang berfungsi untuk menyerap perubahan panjang antara transmisi dan differensial ( memungkinkan propeller shaft dapat bergerak maju mundur ). Propeler shaft terbuat dari tabung pipa baja tahan punter.

Konstruksi Propeler shaft:
a.       Garpu penghubung       : Bentuk garpu dan berlubang sebagai dudukan/ tumpuan penghubung salib.
b.      Poros                             : Bentuk pipa dengan maksuk mengurangi berat tetap tidak bermaksuk mengurangi kekuatannya.
c.       Penghubung luncur       : Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur – alur dan dan dapat bergeser sepanjang alur tersebut.
d.      Timbangan balance       : bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk menghindari gaya sentrifugal.
Propeller shaft terbagi menjadi dua tipe :
1.      Tipe 2 joint
2.      Tipe 3 joint
Universal joint berfungsi untuk menyerap perubahan sudut yang disebabkan oleh perubahan posisi differensial. Syarat – syarat yang harus dimiliki oleh universal join adalah :
1.      Harus dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tanpa menimbulkan bunyi
2.      Harus memiliki konstruksi yang sederhana dan bebas gangguan.
Universal joint terbagi menjadi :
1.      Hooke’s Joint
Tipe ini paling umun digunakan karena konstruksinya sederhana dan berfungsi secara akurat. tipe ini terbagi menjadi 2 tipe :
a.       Solid bearing cup (dapat dibongkar )
b.      Shell bearing cup ( tidak dapat dibongkar )
2.      Flexible joint
Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakan diantara dua yoke berbentuk kaki tiga. Selama flexible joint tidak menghasilkan gesekan akan berputar lembut tanpa diperlukan pelumasan.
3.      Constant velocity joint
Constant velocity joint mempunyai keuntungan memindahkan putaran dan moment lebi lembut dan mempunyai kerugian mahal karena disainnya komplit/rumit. Karenanya jarang dipakai untuk penyambungan propeller shaft tetapi lebih sering dipakai untuk poros penggerak depan dari kendaraan penggerak roda depan atau poros penggerak belakang dari kendaraan dengan suspensi belakang independen.
 Macam – macam penghubung salib :

a.       Penghubung salib tunggal
Penggunaan :   Penghubung poros propeller terhadap poros output transmisi dan penggerak aksel (15º).
Pelumasan  : menggunakan vet yang dimasukan melalui nipel pelumas.
b.      Penghubung salib ganda
Penggunaan : Pada poros depat kendaraan berat penggerak 4 roda dan penghubung tenaga atau putaran dari traktor ke peralatan lain.
Kemampuan : Dapat meneruskan tenaga/putaran pada sudut 30º-45º
Sifat – sifat    : Penghubung stabil.
Pelumasan     : Menggunakan vet yang dimasukan melalui nipel pelumas.
c.       Penghubung flexible
Penggunaan :
·      Pada poros perpanjangan antara transmisi dengan propeller shaft.
·      Untuk momen dan perputaran rendah (seperti penghubung poros kemudi).
Kemampuan : Dapat membentuk sudut putar maksimum 5º dan dapat meredam getaran.
Pelumasan        : Tanpa pelumasan.


jangan lupa tinggalkan jejak broo... jangan menjadi pembaca gentayangan

Rabu, 02 Oktober 2013

BAB I
Pendahuluan


  1. A.   Latar Belakang
Seiring semakin majunya dan modernnya zaman dan teknologi yang dirancang oleh manusia. Dengan menciptakan Power Train yaitu suatu system yang terdiri dari Clucth (Kopling), Transmision ( Transmisi), Dan Differensial yang berfungsi untuk mentransfer putaran engine sampai pada poros axle roda. Disni kita akan mempelajari cara merawat dan memperbaiki system ini. Sebagai calon maintenance kendaraan kita harus benar – benar kompeten. System ini bisa kapan saja rusak yang di akibatkan factor manusia dan waktu.
Sistem differential ini sangatlah penting tanpa ini kendaraan yang akan kita pakai tidak akan berjalan. Sehingga penulis menyusun laporan ini untuk memacu semangat mahasiswa untuk menjadi kompeten di bidang ini dan lainnya.

  1. Tujuan

    1. Agar mahasiswa dapat memahami dan memperbaiki system differential pada kendaraan roda empat.
    2. Agar siswa dapat membongkar dan memasang kembali masing-masing komponen differential.
    3. Agar mahasiswa dapat mengetahui / mencari troubleshooting pada differential.
    4. Agar mahasiswa bias menggunakan alat-alat perkakas tangan khususnya pada alat ukur.
    5. Agar mahasiswa dapat mengetahui benda dan masing-masing komponen differential.
BAB II
Alat dan Bahan
Differensial


   A. Alat

No.
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah
Pemilik
1.
Kunci Ring
22 mm
1
Lab.T.Mesin
2.
Kunci Ring
12 mm
1
 Lab.T. Mesin
3.
Kunci Socket
19 mm
1
Lab.T. Mesin
4.
Kunci Socket
14 mm
1
Lab.T. Mesin
5.
Palu Karet
Standar
1
Lab.T. Mesin
6.
Dial Indicator
Standar
0,00-0,01
0,00-1,00
1
Lab.T. Mesin
7.
Handle Sliding “ T “
Standar
1
Lab.T. Mesin
8.
Pin Punch
Standar
1
Lab.T. Mesin
B. Bahan
No.
Nama Bahan
Spesifikasi
Satuan
Pemilik
1.
Differensial
Standar
1 Pc
Lab.T. Mesin
2.
Oil
Standar
Liter
Lab.T. Mesin
3.
Sabun
Standar
1Pc
Lab.T. Mesin
4.
Kain  Majun
Standar
5Pc
Lab.T. Mesin
BAB III
Pembahasan
Differensial
 A. Pengertian

Pada saat kendaraan sedang membelok maka roda belakang sebagai penggerak mempunyai putaran yang berbeda antara roda gigi kiri dan kanan jika putaran roda sama tentunya akan terjadi poros roda belakang akan patah dan jalan kendaraan tidak baik di sebabkan salah satu ban akan terseret karena mempunyai sudut putaran yang berbeda. Dengan adanya differensial maka, akan tetap stabil pada saat membelok atau pada kondisi jalan bagaimanapun.


1.2. Prinsip Dasar Differential Gear
      Bila kedua rack diberi beban yangsama, maka ketika shackle ditarik keatas akan menyebab-kan keduarackakanterangkatpadajarakyangsamakarenatahanansamadan pinion gear tidak berputar.
      Tetapi bila beban yang lebih be-sar diletakkanpadaracksebelahkiridanshackleditarikkeatas, makapiniogearakanberputarsepanjanggerigirackyangmen-dapatbebanlebihberatdise-babkanadanyaperbedaantaha-nan.Danmengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat.






1.3. Konstruksi Differential





Keterangan:
 


1.      Side bearing cap
2.      Side bearing
3.      Backlash adjusting shim
4.      Drive pinion shaft
5.      Pinion depth adjusting shim
6.      Drive pinion inner bearing
7.      Colapsible spacer
8.      Differential housing
9.      Drive pinion outer bearing
10.  Oil seal
11.  Flange yoke
12.  Pinion shaft
13.  Side gear
14.  Backlash thrust washer
15.  Pinion gear
16.  Ring gear
17.  Lock pin
18.  Differential case





1.4. Cara Kerja Saat Jalan Lurus
Drive pinion merupakan reang gear, reang gear memutarkan differensial case, differensial case menggerakan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear kiri dan kanan dengan rpm yang sama karena tahanan roda kiri dan kanan sama, sehingga menyebabkan putaran roda kiri dan kanan sama

1.5. Cara Kerja Saat Belok
Drive pinion menggerakkan ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case memutarkan side gear melalui pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear mengelilingi side gear kanan karena tahanan roda kanan besar, sehingga menyebabkan putaran roda kiri lebih cepat daripada roda kanan. Drive pinion menggerakkan ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case memutarkan side gear melalui pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear mengelilingi side gear kiri karena tahanan roda kiri lebih besar, sehingga menyebabkan putaran roda kanan lebih cepat daripada roda kiri.


1.6. Fungsi - Fungsi Komponen
1.       Differential Carier ( Rumah Gardan )
              Berfungsi sebagai tempat kedudukan semua komponen differential dan juga sebagai tempat penampung oli.
2.       Drive Pinion Gear
              Berfungsi meneruskan tenaga putaran dari propeller shaft ke pinion gear dan dari pinion goar di teruskan ke ring gear.
3.       Ring Gear
              Berfungsi menerima putaran dari pinion gear dan sekaligusmerubah arah putaranya kemudian diteruskan ke gigi boh.
4.       Pinion Gear
              Berfungsi menerima putaran dari ring gear ke side gear
5.       Side Gear
              Berfungsi utn3uk meneruskan putaran dari gigi pinang / pinion gear ke axle shaft
6.       Oil Seal ( perapat oli )
              Berfungsi untuk mencegah kebocoran oli pada differential
7.       Bearing cap dan baik ( tutup bantalan dan baut )
              Berfungsi sebagai penutup bantalan yang terdapat pada differential carier.
8.       Bearning Adjusting nut dan burning (penahan bantalan dan bantalan lahar)
              Berfungsi untuk tempat penyangga atau sebagai tempat dudukan lahar .
9.       Lena / ring pinion gear dan side gear
              Berfungsi sama untuk mendorong gigi samping dan gigi boh agar menjadi rapat.
10.     Universal joint (Pinion Shaft)
              Berfungsi untuk tempat kedudukan pinion gear jika tidak ada pinion shaft,maka pinion gear tidak bisa berputar.



1.7. Kegiatan praktek
1.7.1. Langkah Persiapan Alat dan bahan
a.       Alat           :


1.      Kunci ring/ shock 30
2.      Kunci ring/ shock 17
3.      Kunci ring 12
4.      Obeng (-)
5.      Palu
6.      Tandem/ ragum


b.      Bahan        :
 satu unit Differential

1.7.2. Langkah Pembongkaran
Cara melepas/ membongkar differential dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


a).    Lepaskan mur pengikat differential menggunakan kunci ring 12
b).    Lepaskan differential housing, apabila masih sulit dilepas cungkil dengan obeng (-)
c).    Setelah differential housing dilepas, lepaskan baut pengikat side bearing cup menggunakan kunci ring. Shock 17
                   d).   Lepaskan side bearing dan bodilash adjusting shim
                   e).    Lepaskan mur pengikat  drive pinion shaft menggunakan kunci ring / shock 30
                   f).     Lepaskan flange yoke
                   g).    Lepaskan oil seal
                   h).    Lepaskan drive pinion outer bering
                   i).      Lepaskan drive pinion
                   j).      Lepaskan pinion depth adjusting shim
                   k).    Lepaskan drive pinion inner bearing
                   l).      Lepaskan collapsible pacer.




1.7.3. Langkah Pemeriksa
Untuk mengetahui keausan pada drive pinion dapat dilakukan dengan cara meihat  dan memperhatikannya. Apabila banyak goresan yang tidak merata pada drive pinion berarti drive pinion mengalami keausan dan harus di ganti dengan yang baru.
1.7.4. Langkah Pemasangan


1.      Pasang colapsible spacer
2.     Pasang drive pinion inner bearing
3.     Pasangpinion depth adjusting shim
4.     Pasang drive pinion
5.     Pasang drive pinion outer bearing
6.      Pasang  flange yoke
7.      Pasang oil seal
                   8.      Pasang mur pengikat drive pinion shaft menggunakan kunci ring/ shock 30
                   9.      Pasang side bearing cup dan  backlash shim
                   10.  Pasang baud pengikat side bearing cup menggunakan kunci ruang/ shock 17
                  11.  Pasang differential housing
                  12. Pasang mur pengikat differential housing menggunakan kunci ring 12
 
1.7.5. Langkah Pengujian
v  Uji cara kerja differential saat belok dan jalan lurus
v  Ukur celah gigi ring dengan pinion
v  Ukur tebal gigi tiap komponen
v  Eriksa grease pada komponen


1.8. Langkah Pengukuran Celah Antara Ring Gear dan Drive Pinion

Alat :
·         Kunci T.14
·         Kertas bekas 1 lembar
·         Obeng ( - )

Bahan :
1 unit garden

Cara kerja :
Ø  Siapkan 1 lembar kertas
Ø  Masukkan kertas pada celah antara drive pinion dan ring gear
Ø  Apabila kertas sobek berarti celah terlalu rapat atau gigi ring gear aus
·       Apabila kertas tidak sobek dan tidak berbekas berarti elah terlalu longgar
·       Apabila kertas tidak sobek dan berbekas berarti celah sesuai dengan standart